Heri mengaku mendapat telepon langsung dari Irjen Andi Rian yang memarahinya dan menuduhnya merusak citra kepolisian.
“Dia mempertanyakan mengapa saya sering memberitakan hal-hal negatif tentang polisi,” ungkap Heri, Rabu (4/9/2024).
Intimidasi tidak berhenti di situ. Istri Heri, Gustina Bahri, seorang ASN Polri di Polres Sidrap, tiba-tiba dipindahkan ke Polres Selayar, wilayah yang terpencil dan sulit dijangkau.
Mutasi ini diduga kuat merupakan bentuk tekanan terhadap Heri akibat pemberitaan soal pungli SIM.
“Ini jelas-jelas bentuk intimidasi. Polri sekarang seolah-olah tak mau dikritik,” ujar Heri dengan nada kecewa.
Seruan Solidaritas untuk Kebebasan Pers
Kasus ini semakin memperlihatkan betapa rentannya kebebasan pers di Indonesia terhadap tekanan dari pihak berwenang.
Para jurnalis dan aktivis kebebasan pers segera bersuara, menegaskan bahwa intimidasi terhadap wartawan adalah ancaman serius bagi demokrasi.
“Kebebasan pers harus dilindungi, bukan dibungkam. Jika tindakan seperti ini dibiarkan, kita semua akan dirugikan,” tegas seorang aktivis.
Saat ini, publik menunggu langkah tegas dari institusi kepolisian untuk merespons kasus yang semakin memanas ini, guna memulihkan kepercayaan publik terhadap lembaga kepolisian yang terancam tercoreng.
Editor : Darwis
