Newszonamerah.id– Dugaan kasus intimidasi yang melibatkan Kapolda Sulsel, Irjen Pol Andi Rian R Djajadi, terhadap seorang jurnalis terus mendapatkan sorotan tajam.
Kali ini, suara protes datang dari Ketua Umum PC Ikatan Mahasiswa Muhammadiyah (IMM) Bulukumba, Agus Salim, yang mengecam keras tindakan tersebut.
Menurutnya, aksi yang dilakukan oleh sang jenderal telah melukai nilai-nilai kepemimpinan yang seharusnya melindungi masyarakat, bukan justru menekan kebebasan pers.
“Tindakan arogan seperti ini tidak bisa dibiarkan. Kami menuntut Kapolri Jenderal Listyo Sigit Prabowo untuk segera mencopot Irjen Andi Rian dari jabatannya,” tegas Agus Salim, Selasa (10/9/2024).
Agus menambahkan, Irjen Andi Rian tidak hanya diduga mengintimidasi wartawan, tetapi juga melakukan tindakan sewenang-wenang terhadap bawahannya, Gustina Bahri, yang dipindahkan setelah suaminya, Heri Siswanto, mengungkap dugaan pungutan liar (pungli) dalam pengurusan SIM di Polres Bone.
“Memindahkan istri wartawan sebagai balasan atas pemberitaan adalah bentuk intimidasi yang tidak bisa diterima,” lanjut Agus.
Ia menekankan pentingnya kebebasan pers sebagai salah satu pilar demokrasi. Menurutnya, tindakan semacam ini justru memperburuk citra kepolisian di mata masyarakat.
Pungli dan Intimidasi: Ketika Jurnalis Jadi Target
Kasus ini bermula saat Heri Siswanto, seorang jurnalis, mengungkap dugaan pungli terkait pengurusan SIM di Polres Bone.
Masyarakat setempat melaporkan bahwa biaya pengurusan SIM yang seharusnya terjangkau, melonjak menjadi Rp500 ribu, jauh melebihi tarif resmi. Laporan tersebut segera viral dan memicu reaksi keras dari publik.
Alih-alih merespons dengan penyelidikan, Kapolda Sulsel diduga marah besar terhadap pemberitaan itu.
