Ketidakaktifan polisi dalam merespons serangan ini menimbulkan gelombang protes dari masyarakat.
Banyak yang mempertanyakan mengapa aparat keamanan tidak segera menghentikan aksi brutal tersebut. Di media sosial, pengguna ramai-ramai mengkritik sikap aparat yang dianggap pasif. Salah satu pengguna X menulis,
“Kemarin aksi di Taman Menteng dihadang polisi, sekarang diskusi kebangsaan diserang, polisi diam. Ada apa dengan aparat kita?”
Hingga berita ini diturunkan, pihak kepolisian belum memberikan pernyataan resmi terkait insiden ini.
Masyarakat menuntut agar ada tindakan tegas untuk mengungkap siapa dalang di balik serangan ini dan mengapa polisi memilih untuk tidak bertindak.
Ancaman bagi Demokrasi
Insiden ini mengirimkan sinyal berbahaya terhadap kondisi demokrasi di Indonesia.
Para tokoh nasional yang hadir di acara tersebut menyampaikan kekhawatiran bahwa aksi seperti ini merupakan upaya sistematis untuk membungkam kebebasan berpendapat.
Mereka juga menilai bahwa serangan ini bisa menjadi preseden buruk bagi ruang publik yang seharusnya bebas untuk berdiskusi dan menyampaikan pendapat.
“Saya yakin mereka yang mengirim preman-preman ini adalah pihak yang ingin mempertahankan status quo dan takut akan perubahan. Ini adalah ancaman langsung terhadap demokrasi kita,” ujar Said Didu dalam konferensi pers usai kejadian.
Masyarakat kini menunggu tanggapan resmi dari pihak berwenang, sementara tekanan agar pemerintah bertindak tegas terus menguat.
Acara diskusi yang awalnya dimaksudkan sebagai ajang silaturahmi kebangsaan ini, justru berubah menjadi tanda tanya besar tentang masa depan kebebasan berbicara di Indonesia.
Editor : Darwis